Senin, 25 April 2011

Puisi untuk alam

Puisi untuk Alam

Pagi itu tanah merintih Air membuncah
Seolah-olah ada tsunami menimpah
Malam yang lalu dalam ingatan
Hanya ada jalan tak berliku liku
Mengisi hari, membuat waktu
Begitulah waktu begitulah aku bersaksi
Tentang waktu-waktu yang lalu
Sebelum yang cerah ceria berubah menjadi gelap membisu
Aku yang berdiri kaku dan terpaku memandang yang terhampar kini
Aaaaa……… aku bertanya kepada puing puing
Yang berserakan
Di tengah limpangan manusia mati sebelum mengerti
Untuk apa ada bencana
Tuhan kami mengerti kami manusia
Yang tak pandai menssyukuri
Air mata hanya menetes sekali
Sesudah itu aku memandang matahari
Megajak mu GAGAH!!!  di belahan bumi ini
Bangkitla bersatulah
Tidak takut tidak juga kecut dan tidak juga berputus asa
Bangkitlah bersatulah, TUHAN BERSAMA KITA
By:JULVY S.mvPuisi untuk Alam

Pagi itu tanah merintih Air membuncah
Seolah-olah ada tsunami menimpah
Malam yang lalu dalam ingatan
Hanya ada jalan tak berliku liku
Mengisi hari, membuat waktu
Begitulah waktu begitulah aku bersaksi
Tentang waktu-waktu yang lalu
Sebelum yang cerah ceria berubah menjadi gelap membisu
Aku yang berdiri kaku dan terpaku memandang yang terhampar kini
Aaaaa……… aku bertanya kepada puing puing
Yang berserakan
Di tengah limpangan manusia mati sebelum mengerti
Untuk apa ada bencana
Tuhan kami mengerti kami manusia
Yang tak pandai menssyukuri
Air mata hanya menetes sekali
Sesudah itu aku memandang matahari
Megajak mu GAGAH!!!  di belahan bumi ini
Bangkitla bersatulah
Tidak takut tidak juga kecut dan tidak juga berputus asa
Bangkitlah bersatulah, TUHAN BERSAMA KITA
By:JULVY S.m

Tidak ada komentar:

Posting Komentar